Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Pendekatan Pembelajaran : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)

Pendekatan Pembelajaran : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)

Pengertian Pendekatan SAVI

. Pendekatan SAVI yakni proses berguru siswa dengan menggabungkan gerakan fisik dengan acara intelektual serta penggunaan semua indera. Pendekatan SAVI menganut aliran ilmu kognitif modern yang menyatakan berguru yang paling baik yakni melibatkan seluruh tubuh, semua indera, dan segenap kedalaman serta keluasan pribadi, menghormati gaya berguru individu lain dengan menyadari bahwa orang berguru dengan cara-cara yang berbeda (Herdian, 2009).

Pembelajaran dengan pendekatan SAVI yakni pembelajaran yang menekankan bahwa berguru haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki siswa. Istilah  SAVI sendiri bermakna gerakan badan (hands-on, acara fisik) dimana berguru dengan mengalami dan melakukan; bermakna bahwa berguru haruslah dengan melalui mendengarkan, menyimak, berbicara, presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; bermakna berguru haruslah menggunakan indra mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, membaa menggunakan media, dan alat peraga; dan intelektual yang bermakna bahwa berguru haruslah menggunakan kemampuan berfikir (minds-on), berguru haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakan melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, menciptakan, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan (Suyatno, 2009:65).

a. Somatis

Somatis berasal dari bahasa Yunani yaitu somatic yang berarti badan – soma. Jika dikaitkan dengan berguru maka dapat diartikan berguru dengan bergerak dan berbuat. Menurut Meier (2002:92) pembelajaran somatik yakni pembelajaran yang memanfaatkan dan melibatkan badan (indera peraba, kinestetik, melibatkan fisik dan menggerakkan badan sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung)
Pada dasarnya komponen somatik ini menawarkan kebebasan siswa untuk bergerak ketika mendapatkan pelajaran, merangsang pikiran dan badan di dalam kelas dalam menciptakan suasana berguru siswa aktif secara fisik. Siswa dapat menciptakan gambar atau menjalankan pelatihan berguru aktif, misalnya dengan simulasi, permainan berguru dan yang lainnya (Meier, 2002:95).

b. Auditori

Auditori berarti berguru dengan indra pendengaran. Belajar dengan berbicara dan mendengar. Pikiran insan lebih berpengaruh daripada yang mereka sadari, indera pendengaran insan terus menerus menangkap dan menyimpan informasi bahkan tanpa mereka sadari. Ketika insan membuat bunyi sendiri dengan berbicara beberapa area penting di otak insan menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam pembelajaran guru hendaknya mengajak siswa membicarakan apa yang sedang mereka pelajari, menerjemahkan pengalaman siswa dengan suara. Mengajak mereka berbicara ketika memecahkan masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat rencana kerja, menguasai keterampilan, membuat tinjauan pengalaman belajar, atau menciptakan makna-makna pribadi bagi diri mereka sendiri.
Belajar dengan auditori dapat menggunakan pengulangan dengan meminta siswa menyebutkan kembali konsep, guru menggunakan variasi vokal berupa perubahan nada, kecepatan dan volume (DePorter, 2005:85). Guru juga dapat memanfaatkan bunyi siswa sebagai sumber berguru bagi siswa lain atau memanfaatkan media pembelajaran yang mengeluarkan suara.

 Pendekatan SAVI yakni proses berguru siswa dengan menggabungkan gerakan fisik dengan akt SangGuru Pendekatan Pembelajaran : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)

c. Visual

Visual berarti berguru dengan menggunakan indra penglihatan. Meier (2002:97-99) mengemukakan bahwa berguru visual berarti berguru dengan mengamati dan menggambarkan. Dalam otak insan terdapat lebih banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada indra yang lain. Setiap siswa yang menggunakan visualnya lebih mudah berguru kalau dapat melihat apa yang sedang dibicarakan seorang penceramah atau sebuah buku atau jadwal komputer. Secara khusus pembelajaran visual yang baik kalau mereka dapat melihat rujukan dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, dan ikon ketika belajar. Guru juga dapat menggunakan variasi tulisan, warna, gambar dan kertas. Guru harus mendorong siswa untuk menyusun pelajaran mereka dengan aneka macam kreasi pada catatan, tugas, peta konsep dan lain-lain.

d. Intelektual

Menurut Meier (2002:99) berguru dengan memecahkan dilema dan merenung. Tindakan pembelajar yang melaksanakan sesuatu dengan pikiran mereka secara internal ketika menggunakan kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dan menciptakan hubungan, makna, rencana, dan nilai dari pengalaman tersebut. Hal ini diperkuat dengan makna intelektual yakni bab diri yang merenung, mencipta, memecahkan dilema dan membangun makna terhadap materi pelajaran siswa. Guru harus dapat memotivasi siswa semoga dapat mengoptimalkan intelektualnya dengan membiarkan siswa merumuskan sendiri materi pelajaran yang diperoleh, mendiskusikan pengetahuan barunya, membiarkan aktif bertanya, mengkritik maupun menggugat di dalam kelas.  
    

Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan SAVI

Belajar bisa optimal kalau keempat unsur SAVI ada dalam suatu peristiwa pembelajaran. Siswa dapat meningkatkan kemampuan intelektual mereka memecahkan dilema kalau mereka secara simultan menggerakkan sesuatu atau somatik untuk menghasilkan piktogram atau pajangan tiga dimensi atau visual sambil membicarakan apa yang sedang mereka kerjakan atau auditori. Menggabungkan keempat modalitas berguru dalam satu peristiwa pembelajaran yakni inti dari pembelajaran multi indrawi.

Kelebihan Pendekatan SAVI

Menurut teori dan hasil penelitian, ada beberapa kelebihan dari pendekatan SAVI antara lain:
  1. membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerak fisik dengan acara intelektual;
  2. memunculkan suasana berguru yang lebih baik, menarik dan efektif;
  3. mampu membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa;
  4. memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori dan intelektual.

Kekurangan Pendekatan SAVI

Pendekatan SAVI juga memiliki kekurangan, yaitu:
  1. pendekatan ini sangat menuntut adanya guru yang tepat sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara utuh;
  2. penerapan pendekatan ini membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan diubahsuaikan dengan kebutuhan, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar. Terutama untuk pengadaan media pembelajaran yang canggih dan menarik. Ini dapat terpenuhi pada sekolah-sekolah maju (Meier, 2002:91-99).
Untuk mengatasi kekurangan-kekurangan dari pendekatan SAVI ini, dilakukan hal-hal sebagai berikut:
  1. memahami dan menguasai konsep-konsep pendekatan SAVI dan konsep-konsep dari materi yang akan diajarkan, mempersiapkan aneka macam hal yang diharapkan dalam pelaksanaan pembelajaran;
  2. memilih sekolah standar nasional yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai (Anita, 2006:12).
Tag : Model Metode
0 Komentar untuk "SangGuru Pendekatan Pembelajaran : SAVI (Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual)"

Back To Top