Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Pengantar Pendidikan Karakter

Pengantar Pendidikan Karakter

. Pemerintah telah mengeluarkan Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 yang bertujuan untuk membina dan berbagi aksara warga Negara sehingg mempu mewujudkan masayarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradap, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Pemerintah Republik Indonesia, 2010:4).


Pada dasarnya semangat pendidikan karakter  sudah termuat dalam UU sisdiknas nomor 20 tahun 2003 yang termuat dalam fungsi pendidikan nasional. Pendidikan aksara ialah upaya lembaga penyelenggaraan pendidikan untuk membentuk akhlak, nilai moral, dan etika penerima didik dengan impian membentuk budaya   bangsa yang berperadaban (Saliman, 2014).     
          
Menurut Muslich (2011) pendidikan aksara ialah akal pekerti plus yaitu yang melibatkan aspek teori pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Thomas Lickona (Muslich, 2011)mengatakan tanpa ketiga aspek ini maka pendidikan berkarakter tidak akan efektif dan pelaksanaannya pun harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan. Dengan pendidikan karakter, seorang anak akan menjadi cerdas emosinya. Kecerdasan emosi ialah bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan. Dengan kecerdasan emosi seseorang akan dapat berhasil dalam menghadapi segala macam tantangan, termasuk tantangan untuk berhasil secara akademis. 

Pendidikan aksara disekolah merupakan kebutuhan semoga generasi penerus dapat dibekali dengan kemampuan-kemampuan dasar yang tidak saja bisa menjadikannya life-long learners (pembelajar sepanjang hayat) yangmana sebagai salah satu aksara penting untuk hidup diera gosip yang bersifat global ini, tetapi juga bisa berfungsi dengan tugas serta yang kasatmata baik sebagai pribadi, sebagai anggota keluarga, sebagai warga negara, dan warga dunia (Zuchdi, dkk. 2013).Selain itu Pendidikan aksara merupakan salah satu unsur sarana untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jiwa dan kepribadian anak sehingga terbentuklah karakternya (Nurjaya, 2013).

Lickona  (Nurjaya, 2013),pendidikan aksara bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu, pendidikan aksara menanamkan kebiasaan (habituation) perihal hal mana yang baik sehingga penerima didik menjadi paham (kognitif) perihal mana yang benar dan salah, bisa mencicipi (afektif) nilai yang baik dan biasa melakukannya (psikomotor). Dengan kata lain, pendidikan aksara yang baik harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang baik (moral knowing), akan tetapi juga “merasakan dengan baik atau loving good (moral feeling), dan perilaku yang baik (moral action). Pendidikan aksara menekankan pada habit atau kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan. 

Pembentukan karakter, melalui pendidikan ialah wajib. Karakter seseorang dapat dibentuk melalui penanaman norma-norma dan nilai-nilai melalui pendidikan di sekolah. alasannya ialah nilai-nilai moral, adat-istiadat dan budaya bersifat universal kebenarannya. Sehingga Pendidikan seharusnya tidak hanya diorientasikan pada penguasaan bahan (walaupun itu penting) tetapi harus  diutamakan ialah pembentukan aksara penerima didik semoga memiliki tata cara kehidupan yang berkeadaban (Saliman, 2014). 

Upaya–upaya yang harus dilakukan untuk memberdayakan pendidikan aksara dapat dilakukan melalui; (a)regulasi perihal pengintegrasian pembelajaran aksara dalam semua mata pelajaran, (b) meningkatkan kapasitas sekolah sebagai wahana pendidikan aksara melalui pelatihan guru, (c) penyediaan sumber-sumber berguru yang terkait dengan upaya pengembangan aksara siswa, dan (d) santunan penghargaan kepada satuan pendidikan yang telah berhasil berbagi budaya aksara (Kebijakan Nasional Pembagunan Karakter Bangsa 2010-2015).
Tag : Opini, Pendidikan
0 Komentar untuk "SangGuru Pengantar Pendidikan Karakter"

Back To Top