Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Pendidikan Karakter di Sekolah

Pendidikan Karakter di Sekolah

. Menurut Suyanto (2015), pada powerpoint yang disampaikan di pertemuan guru SMA/SMK pada tanggal 18 februari 2015, memaparkan bahwa persoalan-persoalan cukup umur pada ketika ini yaitu terkait narkoba, dan masalah yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Oleh alasannya itu sangat diharapkan pengembangan huruf biar problem yang dialami cukup umur dapat teratasi.
 pada powerpoint yang disampaikan di pertemuan guru SMA SangGuru Pendidikan Karakter di Sekolah

Sekolah sebagai suatu sistem yang memiliki aspek pokok yang sangat berkaitan erat dengan mutu sekolah, yakni proses berguru mengajar, kepemimpinan dan administrasi sekolah, serta kultur sekolah (Subiyantoro, 2013). Pendidikan huruf dalam satuan pendidikan harusnya meliputi pembelajaran dikelas, acara sehari-hari disekolah (kultur sekolah), acara kokurikuler dan ekstrakurikuler. Pendidikan huruf dalam satuan pendidikan formal perlu didukung oleh acara sehari-hari dirumah (kultur keluarga) dan dimasyarakat kultur masyarakat. Dengan kemintraan yang dibangun pada sekolah, keluarga dan masyarakat. Diharapkan pendidikan huruf menjadi efektif, sehingga tujuan untuk membentuk bangsa yang berkarakter mulia, khususnya yang melalui jalur pendidikan formal dapat tercapai (Zuchdi, dkk. 2013).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Zuchdi, dkk tahun 2010, menyatakan bahwa pendidikan huruf yang bertumpu pada seni administrasi tunggal semata sudah tidak memadai untuk dapat menyebabkan penerima didik memiliki moral yang baik. Oleh alasannya itu, diharapkan pendekatan komprehensif. Dengan pendekatan komprehensif diharapkan dapat menunjukkan pemecahan masalah yang relatif lebih tuntas dibandingkan dengan pendekatan tunggal. Istilah komprehensif dalam pendidikan nilai mencakup banyak sekali aspek: isi, metode, proses, subjek, evaluasi (Rukiyati, 2013).

Pendidikan huruf harus masuk dalam setiap aspek acara belajar-mengajar di ruang kelas, praktek keseharian di sekolah, dan terintegrasi dengan setiap acara ekstrakurikuler ibarat pramuka, pecinta alam, olah raga, palang merah, dan karya tulis ilmiah. Setelah itu setiap siswa diharapkan bisa menerapkannya di rumah dan lingkungan sekitarnya. Semua aspek pendidikan mulai dari ruang kelas hingga lingkungan kawasan tinggal harus tetap berkesinambungan dalam menjaga nilai-nilai pendidikan huruf (Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, 2011).

Bila pendidikan huruf diintegrasikan pada mata pelajaran, maka seharusnya bahan pelajaran dikaitkan dengan norma-norma atau nilai yang perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dan dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Sehingga pembelajaran huruf tidak hanya pada tataran kognitif saja, tetapi dapat menyentuh pada internalisasi, dan pengalaman kasatmata dalam kehidupan sehari-hari siswa (Zuchdi, 2014). Sementara komponen yang diharapkan dalam pengembangan budaya sekolah menurut Ditjen Dikdasmen, Depdiknas (2002) yaitu (1) menerapkan dan menyebarkan nilai-nilai kehidupan sekolah secara demokratis, (2) membentuk budaya kerja sama (school corporate culture), (3) menumbuhkan budaya profesionalisme warga sekolah, (4) menciptakan iklim sekolah yang kondusif-akademis, (5) menumbuhkembangkan keragaman budaya dalam kehidupan sekolah.

Pada dasarnya setiap sekolah memang mempunya ciri pementingan yang berbeda serta karakteristik yang berbeda pula baik dalam hal lingkungan sekolah maupun siswa-siswinya, namun semua sekolah harus mempunyai kemiripan cara yaitu pendidikan huruf melalui penyesuaian kehidupan keseharian di sekolah dengan keteladanan guru dan disertai penanaman nilai-nilai karakter. Yang pasti pendidikan huruf memerlukan keteladanan dari pimpinan dan guru, sandaran nilai-nilai kemuliaan hidup sebagai teladan karakter, konsistensi pelaksanaan, dan tidak memerlukan sarana istimewa (Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, 2011). Oleh alasannya itu melalui acara dilingkungan sekolah (budaya sekolah) serta dengan penanaman nilai-nilai karakter yang ditanamkan lewat pembelajaran dikelas, diharapkan dapat menghasilkan penerima didik yang memiliki bekal huruf yang berpengaruh untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain hal itu menurut Ajad Sudrajat melalui budaya sekolah yang yang sudah ada dilingkungan sekolah diharpkan siswa tidak mengalami beban dalam menjalankan acara sehari-hari di lingkungan sekolah.
Tag : Pendidikan
0 Komentar untuk "SangGuru Pendidikan Karakter di Sekolah"

Back To Top