Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Pendekatan Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pendekatan Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)

Pengertian CTL

. Beberapa pengertian pembelajaran kontekstual menurut para hebat pendidikan (dalam Kunandar, 2007) yaitu sebagai berikut.
  1. Johnson (2002) mengartikan pembelajaran kontekstual yaitu suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna dalam materi pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadi, sosial dan budayanya.
  2. The Washington State Consortium for Contextual Teaching and Learning (2001) mengartikan pembelajaran kontekstual yaitu pengajaran yang memungkinkan siswa memperkuat, memperluas, dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademisnya dalam banyak sekali latar sekolah dan diluar sekolah untuk memecahkan seluruh problem yang ada dalam dunia nyata. Pembelajaran kontekstual terjadi saat siswa menerapkan dan mengalami apa yang diajarkan dengan mengacu pada masalah-masalah riil yang berasosiasi dengan peranan dan tanggung jawab mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, siswa, dan selaku pekerja.
  3. Center on Education and Work at the University of Wisconsin Madison (2000) mengartikan pembelajaran kontekstual yaitu suatu konsepsi berguru mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia konkret dan motivasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa contextual teaching and learning yaitu konsep berguru yang membantu guru menghubungkan antara materi pelajaran yang diajarkannya dengan situasi dunia konkret siswa dan mendorong siswa membuat korelasi antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkonstruksi sendiri sehingga tercipta pembelajaran bermakna, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Landasan Teoritis

Contextual Teaching and Learning memiliki landasan yang berpengaruh dan merupakan hasil penelitian di alam psikologi pendidikan, dan psikologi sosial, antara lain sains kognitif, konstruktivisme, teori motivasi dan teori kecerdasan ganda (Eritha, 2005: 42).

a. Sains Kognitif

  1. Semua proses belajar terjadi dari pengetahuan dan pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya.
  2. Pengetahuan dikonstruksi dalam banyak sekali ragam konteks untuk diterapkan pada konteks yang baru.

b. Konstruktivisme

  1. Struktur pengetahuan setiap orang berbeda dengan struktur pengetahuan orang lain, setiap pengetahuan masing-masing individu dibentuk secara unik oleh pengalaman hidup dan pilihan-pilihan individu.
  2. Seseorang mengkonstruksi pengetahuannya di dalam struktur dan melalui interaksi sosial.
  3. Pengetahuan yang dimiliki oleh individu atau masyarakat tidak statis.

c. Teori motivasi

    Belajar amat efektif jikalau dimotivasi oleh keberhasilan dalam melakukan tugas.

d. Teori Kecerdasan Ganda

  1. Setiap orang berguru dan mencapai sesuatu secara berbeda. Perbedaan ini antara lain kecepatan berguru atau banyaknya berguru yang dapat dikuantifikasi dalam skala linier.
  2. Seseorang memiliki dan membuatkan ketrampilan dan bakat yang berbeda serta bernilai sama.
  3. Pengetahuan yang dimiliki oleh individu atau masyarakat tidak statis. 

 Beberapa pengertian pembelajaran kontekstual menurut para hebat pendidikan  SangGuru Pendekatan Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)


Dasar Pemikiran Pendekatan CTL

Pendekatan CTL mendasarkan diri pada kecenderungan pemikiran wacana berguru yaitu proses belajar, transfer belajar, siswa sebagai pembelajar, dan pentingnya lingkungan berguru (Nurhadi, 2004: 17).

a. Proses Belajar

  1. Belajar tidak hanya sekedar menghafal. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka sendiri.
  2. Anak berguru dari mengalami. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja dari guru.
  3. Para hebat sepakat bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang yang terorganisasi dan mencerminkan pemahaman yang mendalam wacana sesuatu problem (subject matter).
  4. Pengetahuan tidak dapat dipisah-pisahkan menjadi fakta-fakta atau proposisi yang terpisah, tetapi mencerminkan ketrampilan yang dapat diterapkan.
  5. Manusia mempunyai tingkatan yang berbeda dalam menyikapi situasi baru.
  6. Proses berguru dapat mengubah struktur otak. Perubahan struktur otak itu berjalan terus seiring perkembangan organisasi pengetahuan dan ketrampilan seseorang. Untuk itu perlu dipahami, taktik berguru yang salah dan terus menerus diberikan akan mensugesti struktur otak, yang pada akibatnya mensugesti cara orang berperilaku.
  7. Siswa perlu dibiasakan memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berkhasiat bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.

b. Transfer Belajar

  1. Siswa berguru dari mengalami sendiri, bukan dari ”pemberian orang lain”.
  2. Ketrampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas (sempit), sedikit demi sedikit
  3. Yang penting bagi siswa tahu ”untuk apa” ia belajar, dan ”bagaimana” ia  menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.

c. Siswa sebagai Pembelajar

  1. Manusia mempunyai kecenderungan untuk berguru dalam bidang tertentu, dan seorang anak mempunyai kecenderungan untuk berguru dengan cepat hal-hal baru.
  2. Strategi berguru itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang baru. Akan tetapi untuk hal-hal yang sulit, taktik berguru amat penting.
  3. Peran orang cukup umur (guru) membantu menghubungkan antara “yang baru” dan yang sudah diketahui.
  4. Tugas guru memfasilitasi supaya gosip gres bermakna, memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan inspirasi mereka sendiri, dan menyadarkan siswa untuk menerapkan taktik mereka sendiri.

d. Pentingnya Lingkungan Belajar

  1. Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan berguru yang berpusat pada siswa. Dari ”guru akting didepan kelas, siswa menonton” ke ” siswa akting bekerja dan berkarya, guru mengarahkan”.
  2. Pengajaran harus berpusat pada ”bagaimana cara” siswa menggunakan pengetahuan gres mereka. Strategi berguru lebih dipentingkan dibandingkan  hasilnya.
  3. Umpan balik amat penting bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian (assessment) yang benar.
  4. Menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok itu penting.
Tag : Model Metode
0 Komentar untuk "SangGuru Pendekatan Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (CTL)"

Back To Top