Pembelajaran Kurikulum Terpadu Model Networked
. Menurut pandangan Fogarty (1991: 96), model Networked pada pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang bersumber dari masukan eksternal yang senantiasa menyediakan bermacam ide baru, diperluas, ramalan terhadap kemungkinan yang akan datang dan penyaringan gagasan. Jaringan profesional siswa biasanya tumbuh dalam arah yang jelas, dan kadang tidak terlalu jelas. Dalam mencari pengetahuan, siswa bergantung pada jaringan profesional tersebut sebagai sumber informasi primer yang harus mereka saring melalui keahlian dan minat mereka sendiri.
Pembelajaran terpadu model Networked menurut Prabowo (2000) merupakan model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan para jago dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak pribadi mencari tahu dari aneka macam sumber. Sumber dapat berupa buku bacaan, internet, akses radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap jago olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi berguru alasannya yakni rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya. Model Networked merupakan rancangan kurikulum yang berfilosofi. Jika dilaksanakan dalam pembelajaran akan menyampaikan bekal kepada siswa untuk bisa memfilter (memilih) seluruh kegiatan berguru melalui kacamata keahlian dan kemampuan membuat kekerabatan internal dan bisa memandu ke jaringan kerja eksternal dari para jago di lapangan atau bidang-bidang terkait. Sebagai pola yaitu seorang arsitek ketika mengadaptasi sebuah aktivitas ia bekerja sama dengan jago teknik pemrograman, dan jago interior desain. Ia bekerja secara lintas bidang dan berhubungan dengan keahlian siswa lain untuk memperoleh keterampilan yang sempurna.
Menurut Fogarty (1991: 96), model Networked tidak ibarat di model sebelumnya, siswa mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan. Hanya siswa sendiri yang mengetahui seluk-beluk dan dimensi bidang mereka, siswa dapat menargetkan sumber daya yang diperlukan. Model ini ibarat model yang lain, berkembang dan tumbuh sebagai kebutuhan pemanis yang dapat mendorong siswa ke arah yang baru.
Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan pengertian pembelajaran terpadu model Networked merupakan pembelajaran dimana sumber belajarnya berasal dari luar siswa yang berlangsung secara terus menerus dan siswa membuat jaringan dengan para jago di bidangnya untuk membantu siswa dalam mencapai tujuannya, tujuannya sendiri ditetapkan sesuai dengan pengalaman dan minat siswa.
Karakteristik Pembelajaran Kurikulum Terpadu Model Networked
Karakteristik model ini antara lain :
- Model Networked ini ibarat dengan sinyal satelit yang bertebaran dan peserta sinyal dapat mendapatkan sinyal dari aneka macam arah.
- Siswa mengarahkan proses integrasi melalui ruang pemilihan jaringan yang mereka butuhkan.
- Siswa termotivasi berguru alasannya yakni rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.
- Siswa membuat jaringan dengan orang lain baik dalam bidang yang mereka tekuni maupun di luar bidang tersebut dan mereka menghubungkan ide-ide gres ke dalam ide-ide lama secara terus-menerus.
- Siswa menyaring semua yang mereka pelajari melalui kajian para jago dan membuat koneksi internal yang mengarah ke jaringan eksternal jago di bidang terkait.
Implementasi Pembelajaran Terpadu Model Networked
Implementasi pembelajaran terpadu model Networked tidak selalu dilaksanakan pada pendidikan formal tetapi dapat pula dilaksanakan secara informal. Misalnya, seorang anak kelas lima yang memiliki minat terhadap Suku Indian setelah beliau bermain koboi dan Indian. Semangat untuk mempelajari Suku Indian mendorong beliau untuk membaca buku-buku sejarah dan non fiksi ihwal suku tersebut. Keluarganya menyadari ketertarikan anak tersebut terhadap Suku Indian, kemudian di ketika yang bersamaan mereka mendengar informasi mengenai sebuah kampus lokal yang mengadakan kegiatan eksplorasi arkeologi yang merekrut anak muda. Anak tersebut kemudian didaftarkan pada aktivitas itu. Dari aktivitas tersebut, siswa menjumpai beberapa orang yang berasal dari bidang yang berbeda-beda seperti: seorang antropolog, jago geologi, arkeolog, dan ilustrator, dan mahasiswa seni rupa. Mereka membantu siswa untuk menggali kemampuan siswa dalam mengilustrasikan mengenai suku Indian.
Jaringan yang dimiliki siswa ini sudah mulai terbentuk. Ketertarikan secara alami yang dimilikinya telah menjadikan beliau untuk berguru dari orang lain di bidang yang menyampaikan aneka macam tingkat pengetahuan dan wawasan yang memperluas jangkauan belajarnya.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu Model Networked
Kelebihan dari model Networked ini sangat beragam. Pendekatan pembelajaran terintegrasi ini sangat proaktif dan alami. Dengan model ini, siswa memulai pencarian dan mengikuti jalan yang gres beliau temukan dengan kemampuanya sendiri. Siswa dirangsang dengan informasi yang relevan, keterampilan, atau konsep yang diberikan di sepanjang proses pembelajaran. Nilai tambah dari model Networked ini bagaimanapun tidak bisa dipaksakan pada siswa melainkan harus muncul dari dalam diri masing-masing siswa namun guru menyampaikan layanan yang dibutuhkan untuk mendukung tingkat pembelajaran yang lebih tinggi. Pada model Networked ini siswa terstimulasi oleh informasi, ketrampilan atau konsep-konsep baru.
Kelemahan dari model Networked yaitu sangat mudah terjadi bentrokan antara wangsit yang satu dengan wangsit yang lain. Model ini juga memungkinkan untuk memperoleh lebih dari yang kita pikirkan. Ide-ide tertentu tampak menarik dan bermanfaat, namun tiba-tiba jadi terlalu banyak. Hal ini mengkibatkan manfaatnya tidak lagi lebih banyak dari jerih payah yang telah dibuat. Kelemahan lainnya dari model ini adalah jika dilakukan dengan ekstrem, dapat menjadikan minat menjadi lemah dan melemahkan semangat mental anak
Tag :
Kurikulum
0 Komentar untuk "SangGuru Pembelajaran Kurikulum Terpadu Model Networked"