Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Langkah-Langkah Pengembangan Tes

Langkah-Langkah Pengembangan Tes

. Tes merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peresapan siswa terhadap materi yang telah kita sampaikan selama aktivitas berguru mengajar. Fungsi tes akan sangat penting dan sangat terasa manfaatnya kalau pembuatan instrumen tes dilakukan dengan cara yang baik dan benar. Setiap produk yang hendak dibuat pastilah ada standart minimal yang harus dipenuhi, begitu juga dengan tes. Sebuah instrumen tes dikatakan baik apabila memenuhi beberapa kriteria menyerupai berikut ini.

Validitas Tes 
Secara sederhana validitas ialah ketepatan isntrumen mengukur apa yang hendak diukur. Kesesuaian indikator dan aspek tercapainya indikator disusun berdasarkan konstruk secara teoritik dan juga diubahsuaikan dengan fakta yang ada lapangan.

Reliabelitas Tes 
Reabilitas tes diartikan sebagai sifat konsistensi (keajegan) & ketelitian sebuah tes (alat ukur/instrumen). Sifat konsistensi atau keajegan sebuah tes dapat diperoleh dengan cara menunjukkan tes yang sama sesudah selang beberapa waktu lamanya siswa yang sama.

Daya Beda dan Tingkat Kesukaran
Sifat tes yang berikutnya ialah daya pembeda atau diferensiasi tes atau tingkat diskriminatif tes.

Keseimbangan Tes 
Sebuah tes yang baik mempunyai sifat seimbang. Keseimbangan merujuk pada tes terdapat semua aspek yang akan diukur.

Efisiensi atau Daya Guna Tes 
Sebuah alat ukur atau tes harus memiliki sifat efisien (berdaya guna). Apakah suatu tes akan menunjukkan informasi yang cukup bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan oleh guru dikala menggali informasi tersebut.

Obyektivitas Tes 
Tes sebaiknya memiliki obyektivitas yang tinggi. Bilapun non-obyektif, maka subyektivitas yang mungkin akan muncul harus dapat diminimalkan.

Kekhususan Tes 
Sifat penting lainnya yang harus dimiliki oleh tes yang baik ialah kekhususan. Kekhususan bermakna: pertanyaan-pertanyaan yang merupakan komponen-komponen tes tersebut hanya akan dapat dijawab oleh siswa-siswa yang mempelajari materi pembelajaran yang diberikan.

Tingkat Kesulitan Tes 
Tingkat kesulitan tes perlu diperhatikan kalau ingin menyusun sebuah tes yang berkualitas. Pertanyaan-pertanyaan dirumuskan sesuai dengan taraf kemampuan siswa untuk menjawabnya.

Keadilan Tes 
Tes yang diberikan harus dirancang sehingga menganut asas keadilan. Meskipun pengukuran yang baik dilakukan untuk setiap individu, sangat sulit untuk melaksanakan pengukuran secara individu alasannya keterbatasan waktu.

Alokasi Waktu Tes 
Penyusunan tes hendaknya disusun dengan mengalokasikan waktu. Sesuaikan waktu jam pelajaran dan perkiraan lamanya waktu yang dibutuhkan siswa untuk menyelesaikan semua soal. (Baca: Kriteria dan syarat instrument tes yang baik)

Mengukur kemampuan siswa pada umumnya memang dilakukan dengan cara menge-tes siswa dengan serentetan soal yang sebelumnya disusun oleh guru berdasarkan indikator-indikator yang ditetapkan diawal. Agar anda dapat lebih mudah dalam menyusun instrumen tes, berikut ialah langkah-langkah yang dapat anda tempuh dalam melaksanakan pengembangan tes.

Ada delapan langkah yang perlu ditempuh dalam menyebarkan tes hasil belajara atau prestasi belajar, yaitu : (1) menyusun spesifikasi tes; (2) menulis soal tes; (3)menelaah soal tes; (4) melaksanakan ujicoba tes; (5) menganalisis butir soal; (6) memperbaiki tes; (7) merakit tes; (8) melaksanakan tes; (9) menafsirkan hasil tes (Mardapi, 2007: 88).

1. Menyusun Spesifikasi Tes

Langkah awal dalam menyebarkan tes ialah menetapkan spesifikasi tes yang berisis wacana uraian yang menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi tes akan mempermudah dalam menulis soal dan siapa saja yang menulis soal akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama. Penyusunan spesifikasi tes mencakup aktivitas berikut ini :

a. Menentukan Tujuan Tes

Terdapat empat macam tes yang digunakan lembaga pendidikan, yaitu tes penempatan, tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif.


 Tes merupakan suatu aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peresapan siswa SangGuru Langkah-Langkah Pengembangan Tes


b. Menyusun Kisi- Kisi

Kisi-kisi merupakan tabel matrik yang berisi spesifikasi soal-soal yang akan dibuat. Kisi- kisi ini merupakan contoh bagi pembuat soal sehingga siapapun yang menulis soal akan menghasilkan soal yang isi dan tingkat kesulitannya relatif sama. Terdapat empat langkah dalam menyebarkan kisi-kisi tes, yaitu :
  1. Menulis tujuan umum
  2. Membuat daftar pokok bahasan dan sub pokok bahasan yang akan diujikan
  3. Membuat indikator
  4. Menentukan jumlah soal tiap pokok bahasan dan subpokok bahasan

c. Menentukan Bentuk Tes

Bentuk tes objektif yang sering digunakan ialah bentuk pilihan ganda, benar-salah, menjodohkan, dan uraian objektif. Tes uraian dapat dikategorikan uraian objektif dan non-objektif. Tes uraian yang objektif sering digunakan pada sains dan teknologi atau biadang sosial yang balasan soalnya sudah pasti, dan hanya satu balasan yang benar. Tes uraian non-objektif sering digunakan pada bidang ilmu sosial, yaitu yang jawabannya luas dan tidak hanya satu balasan yang benar, tergantung argumentasi akseptor tes. Bentuk tes dikatakan non-objektif apabila penilaian yang dilakukan cenderung dipengaruhi subjektivitas dari penilai.

d. Menentukan Panjang Tes

Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian dan kelelahan akseptor tes. Pada umumnya tes tertulis menggunakan waktu 90 menit hingga 150 menit, namun untuk tes jenis praktek bisa lebih dari itu. Penentuan panjang tes berdasarkan pengalaman dikala melaksanakan tes. Khusus untuk tes baku penentuan waktu berdasarkan hasil uji coba. Namun tes untuk ulangan di kelas penentuan waktu berdasarkan pengalaman dari tiap tenaga pengajar.Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes bentuk pilihan ganda ialah 2 hingga 3 menit untuk tiap butir soal bergantung pada tingkat kesulitan soal. Untuk tes bentuk uraian tes ditententuka berdasarkan pada kompleksitas balasan yang dituntut.

2. Menulis Soal Tes

Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi pernyataan-pernyataan yang karakteristiknya sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat. Setiap pertanyaan perlu disusun dengan baik sehingga terang hal yang ditanyakan dan terang pula jawabannya.

3. Menelaah Soal Tes

Menelaah soal perlu dilakukan untuk memperbaiki soal kalau ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan dan kesalahan. Telaah dilakukan oleh hebat yang secara bersama atau individu mengoreksi soal yang telah dibuat.

4. Melakukan Ujicoba Tes

Tahap ini dilakukan untuk memperbaiki kualitas soal yang telah disusun. Data yang diperoleh ialah data empirik, terkait reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektifitas pengecoh, daya beda, dan lain-lain.

5. Menganalisis Butir Soal

Tiap butir soal perlu dianalisis lebih lanjut. Melalui ananlisis butir ini dapat diketahui antara lain: tingkat kesukaran butir soal, daya beda, dan juga efektifitas pengecoh

6. Memperbaiki Tes

Langkah selanjutnya ialah memperbaiki bab soal yang belum sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan analisis butir soal. Beberapa butir soal mungkin sudah ada yang baik, butir soal yang kurang baik diperbaiki kembali, sedangkan butir yang lain dapat dibuang kalau tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan.

7. Merakit Tes

Keseluruhan butir soal yang sudah dianalisis dan diperbaiki kemudian dirakit menjadi satu kesatuan tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat mensugesti validitas soal menyerupai nomor urut soal, pengelompokan butir soal, lay out, dan sebagainya juga harus diperhatikan.

8. Melaksanakan Tes

Selanjutnya, tes yang telah disusun diberikan kepada testee (orang yang ditujukan untuk mengerjakan tes). Pelaksanaan tes memerlukan pemantauan atau pengawasan supaya tes tersebut benar-benar dikerjakan oleh testee dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan.

9. Menafsirkan Hasil Tes 

Hasil tes menghasilkan data kuantitatif berupa skor. Skor kemudian ditafsirkan menjadi nilai, rendah, menengah, dan tinggi. Tinggi rendahnya nilai dikaitkan dengan contoh penilaian. Ada dua macam contoh penilaian yang sering digunakan dalam psikologi dan pendidikan, yaitu contoh norma dan kriteria.



Referensi

  • Mardapi, D. (2007). Teknik penyusunan instrumen tes dan nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
  • Teknik Penilaian Tes
Tag : Penelitian
0 Komentar untuk "SangGuru Langkah-Langkah Pengembangan Tes"

Back To Top