Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Komponen-komponen Metakognisi

Komponen-komponen Metakognisi

. Menurut Jacob (dalam Rahmayani, 2009: 15) metakognisi terdiri dari 4 komponen, yaitu:

a.    Pengetahuan metakognitif (metacognitive knowledge)

  1. Decralarive knowledge yaitu pengetahuan wacana diri sendiri sebagai pebelajar serta strategi, keterampilan, dan sumber-sumber berguru yang dibutuhkan.
  2. Procedural knowledge yaitu pengetahuan wacana bagaimana menggunakan apa saja yang telah diketahui dalam decralarive knowledge tersebut dalam acara belajarnya.
  3. Conditional knowledge yaitu pengetahuan wacana bilamana menggunakan suatu prosedur, keterampilan, atau taktik dan bilamana hal-hal tersebut tidak digunakan, mengapa suatu prosedur berlangsung dan mengapa suatu prosedur lebih baik dari prosedur-prosedur lainnya.

b.    Tujuan metakognitif (metacognitive goals)

  1. Mengembangkan kebiasaan mengelola diri dalam memonitor dan meningkatkan kemampuan belajar.
  2. Mengembangkan kebiasaan untuk berpikir secara konstruktif.
  3. Mengembangkan kebiasaan untuk bertanya.

c.    Strategi metakognitif (metacognitive strategies)

  1. Siswa dapat mengidentifikasi gaya berguru yang sesuai untuk diri sendiri, serta memonitor dan meningkatkan kemampuan berguru dengan cara merangkum, membaca, mendengarkan, diskusi dan belajar kelompok.
  2. Siswa dapat membuat keputusan, memecahkan duduk perkara serta memadukan hubungan-hubungan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan yang gres dipelajarinya.

d.    Pengalaman atau regulasi metakognitif (metacognitive experiences or regulation)

  1. Planning, ialah kemampuan merencanakan acara belajarnya.
  2. Information management strategies, ialah kemampuan taktik mengelola informasi berkenaan dengan proses berguru yang dilakukan.
  3. Comprehension monitoring, ialah kemampuan dalam memonitor proses belajarnya dan hal-hal yang berafiliasi dengan proses tersebut.
  4. Debugging strategies, ialah kemampuan strategi-strategi debugging yaitu taktik yang digunakan untuk membetulkan tindakan-tindakan yang salah dalam belajar.
  5. Evaluating, ialah kemampuan mengetahui efektivitas taktik belajarnya, apakah ia akan mengubah strategiya, mengalah pada keadaan atau mengakhiri kegiatan tersebut.

Sejalan dengan definisi di atas, Simon dan Brown membagi kemampuan metakognisi menjadi pengetahuan dan keterampilan metakognisi (Dosoete, Roeyers, & Buysse, 2001: 435-436).
a.    Pengetahuan metakognisi didefinisikan sebagai pengetahuan dan pemahaman pada proses kognisi. Pengetahuan metakognisi dibagi menjadi tiga komponen yaitu:

1.    Pengetahuan deklarasi (Declarative knowledge)
Pengetahuan deklarasi merupakan pengetahuan wacana sesuatu. Pengetahuan deklarasi, meliputi pengetahuan wacana diri sendiri sebagai pelajar dan wacana faktor-faktor yang menghipnotis pengetahuan seseorang. Pengetahuan deklarasi dapat berbeda dalam topik dan ruang lingkup, misalnya mengetahui wacana fakt-fakta, generalisasi, kejadian-kejadian pribadi, dan sikap pribadi. Selain itu fakta-fakta dapat disusun menjadi himpunan fakta-fakta, generalisasi-generalisasi dapat disusun menjadi teori-teori, dan kejadian-kejadian pribadi dapat disusun menjadi sejarah hidup.

2.    Pengetahuan prosedural (Procedural knowledge)
Pengetahuan prosedural merupakan kesadaran proses berpikir atau pengetahuan cara-cara untuk mencapai tujuan dan pengetahuan bagaimana terampil bekerja dan bagaimana melakukannya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan prosedural tingkat tinggi dapat menggunakan taktik yang berbeda-beda untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi.

3.    Pengetahuan kondisional (Conditional knowledge)
Pengetahuan kondisional merupakan kesadaran kondisi yang menghipnotis belajar dan mengetahui alasan mengapa menggunakan suatu taktik tertentu dan mengapa melaksanakan sesuatu.

b.   Keterampilan metakognisi didefinisikan sebagai pengendalian individu pada proses berpikirnya sendiri. Keterampilan metakognisi terdiri dari empat komponen yaitu:
1.    Memprediksi (Prediction)
Keterampilan memprediksi merupakan keterampilan dalam membuat perkiraan atau meramalkan sesuatu.
2.    Merencanakan (Planning)
Keterampilan merencanakan merupakan keterampilan merancang sesuatu yang akan dilakukan.
3.    Memonitor (Monitoring)
Keterampilan memonitor merupakan keteelajarampilan yang mengacu pada kesadaran seseorang yang sejalan dengan pemahaman dan pelaksanaan tugas.
4.    Mengevaluasi (Evaluation)
Keterampilan mengevaluasi merupakan keterampilan melaksanakan penilaian terhadap produk dan proses pengaturan belajar seseorang.

REFERENSI
Desoete, A., Roeyers, H., dan Buysse, A. (2001). Metacognition and Mathematical Problem Solving in Grade 3. Journal of Learning Disabilities. 34, (5), 435-449.

Rahmayani. (2009). Penerapan Model Learning Cycle 5E dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Keterampilan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Logis Siswa SMA. Skripsi, tidak diterbitkan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Tag : Pendidikan
0 Komentar untuk "SangGuru Komponen-komponen Metakognisi"

Back To Top