Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Keterampilan Pemecahan Masalah

Keterampilan Pemecahan Masalah


Definisi Pemecahan Masalah

Definisi duduk perkara menurut (Gilbert, 2003) ialah situasi dimana balasan atau tujuan belum diketahui. Moursund (2005:29) mengatakan bahwa seseorang dianggap memiliki dan menghadapi duduk perkara bila menghadapi 5 kondisi berikut ini: 
  1. Memahami dengan terperinci kondisi atau situasi yang sedang terjadi. 
  2. Memahami dengan terperinci tujuan yang diharapkan. 
  3. Memiliki banyak sekali tujuan untuk menyelesaikan duduk perkara dan dapat mengarahkan menjadi satu tujuan penyelesaian. 
  4. Memahami sekumpulan sumber daya yang dapat dimafaatkan untuk mengatasi situasi yang terjadi sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hal ini meliputi waktu, pengetahuan, keterampilan, teknologi atau materi tertentu. 
  5. Memiliki kemampuan untuk menggunakan banyak sekali sumber daya untuk mencapai tujuan. 

Menurut (Robinson &Lyle, 2001), dalam memecahkan suatu masalah, dibutuhkan perpaduan antara pengetahuan dasar (base knowledge) dan keterampilan dasar (base skill). Pengetahuan dasar ialah kumpulan pengetahuan yang tersimpan di dalam memori jangka panjang seseorang sebagai hasil dari apa yang telah dipelajari oleh orang tersebut. Keterampilan dasar dalam memecahkan duduk perkara meliputi beberapa hal, diantaranya keterampilan menganalisa masalah, keterampilan mengaitkan konsep yang relevan dengan masalah, dan keterampilan merencanakan alternatif penyelesaian yang tepat.

 ialah situasi dimana balasan atau tujuan belum diketahui SangGuru Keterampilan Pemecahan Masalah


Solusi Pemecahan Masalah

Solusi pemecahan duduk perkara memuat empat langkah (Polya,1973), yaitu: 
  1. Understand the problem, yakni penjelasan mengenai duduk perkara perlu diberikan kepada akseptor didik alasannya ialah dengan memahami duduk perkara secara baik akseptor didik dapat memecahkan duduk perkara yang diberikan; 
  2. Devise a plan, yakni kemampuan melaksanakan fase ini sangat tergantung pada pengalaman siswa menyelesaikan masalah. Pada umumnya semakin bervariasi pengalaman mereka, ada kecenderungan siswa lebih kreatif dalam menyusun rencana penyelesaian suatu masalah; 
  3. Carry out the plan,  yakni menyelesaikan perencanaan; 
  4. Look back, yakni langkah final untuk melihat apakah penyelesaian yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi.
Dalam menyelesaikan masalah, diharapkan seni administrasi pemecahan masalah. Menurut (Jeon et al. 2005) mengemukakan empat langkah seni administrasi pemecahan duduk perkara di bidang sains. Keempat langkah tersebut ialah (1) menganalisis masalah, (2) merubah bentuk duduk perkara kedalam bentuk duduk perkara standar, (3) melaksanakan langkah-langkah penyelesaian dari duduk perkara standar, dan (4) memeriksa balasan dan menafsirkan hasil penyelesaian.

Penilaian dalam Pemecahan Masalah

Beberapa metode penilaian yang dapat dilakukan dalam penilaian pemecahan duduk perkara adalah: (1) observasi, (2) inventori dan ceklis, dan (3) paper and pencil test. Ketiga alat penilaian ini dapat digunakan gotong royong atau salah satunya bergantung kepada tujuan penilaiannya  (Reys, et.al.,1989).Hal sejalan juga dikemukakan oleh Krulik dan Rudnik (1995) berkaitan dengan metode penilaian untuk pemecahan duduk perkara yaitu observasi, jurnal metakognitif, paragraf kesimpulan (summary paragraph), tes , dan portofolio. Tes yang dilakukan dapat berbentuk pilihan ganda, masalah-masalah terbuka (open ended), dan pertanyaan kinerja untuk mengetahui apakah siswa dapat menyelesaikan duduk perkara dengan lengkap atau tidak. Tes kinerja untuk penilaiannya dapat menggunakan rubrik holistik maupun rubrik analitik.

Terdapat 17 keterampilan pemecahan duduk perkara yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut budi sehat tinggi. Hal ini sesuai dengan penjelasan dalam tabel 3. 
Tabel. 17 Jenis keterampilan Pemecahan duduk perkara menurut (Reys, et.al.,1989)

No
Jenis Keterampilan
Indikator dalam soal
1
Mengidentifikasi masalah
Disajikan penjelasan masalah, akseptor didik dapat mengidentifikasi duduk perkara yang harus dipecahkan.
2
Merumuskan duduk perkara dalam bentuk pertanyaan
Disajikan sebuah pernyataan yang berisi masalah, akseptor didik dapat merumuskan duduk perkara dalam bentuk pertanyaan
3
Memahami kata dalam konteks
Disajikan beberapa duduk perkara yang kelompok katanya digarisbawahi, akseptor didik dapat menjelaskan makna yang bekerjasama dengan duduk perkara tersebut dengan bahasanya sendiri.
4
Mengidentifikasi duduk perkara yang tidak sesuai
Disajikan beberapa gosip yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah, akseptor didik dapat mengidentifikasi semua gosip yang tidak relevan.
5
Memilih duduk perkara sendiri
Disajikan beberapa masalah, akseptor didik dapat menunjukkan alasan satu duduk perkara yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya
6
Mendeskripsikan banyak sekali strategi
Disajikan sebuah pernyataan masalah, akseptor didik dapat memecahkan duduk perkara dengan dua cara atau lebih, lalu menunjukkan solusinya dalam bentuk gambar, diagram, atau grafik
7
Mengidentifikasi asumsi
Disajikan sebuah pernyataan masalah, akseptor didik dapat menunjukkan solusi berdasarkan pertimbangan asumsi untuk ketika ini dan yang akan datang.
8
Mendeskripsikan masalah
Disajikan sebuah pernyataan masalah, akseptor didik dapat menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan situasi masalah.
9
Memberi alasan duduk perkara yang sulit.
Disajikan sebuah duduk perkara yang sulit dipecahkan atau gosip pentingnya dihilangkan, akseptor didik dapat menjelaskan mengapa duduk perkara tersebut sulit dipecahkan atau melengkapi gosip pentingnya dihilangkan.
10
Memberi alasan solusi
Disajikan sebuah pernyataan duduk perkara yang memiliki dua atau lebih kemungkinan solusi, akseptor didik dapat memilih satu solusi yang paling sempurna dan menunjukkan alasannya.
11
Memberi alasan seni administrasi yang digunakan
Disajikan sebuah pernyataan duduk perkara yang memiliki dua atau lebih seni administrasi untuk menyelesikan masalah, akseptor didik dapat memilih satu seni administrasi yang sempurna untuk menyelesaikan duduk perkara itu dan menunjukkan alasannya.
12
Memecahkan duduk perkara berdasarkan data dan masalah
Disajikan sebuah cerita, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan masalah, akseptor didik dapat memecahkan duduk perkara dan menjelaskan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
13
Membuat seni administrasi lain
Disajikan sebuah pernyataan duduk perkara dan satu seni administrasi untuk menyelesaikan masalah, akseptor didik dapat menyelesaikan duduk perkara tersebut dengan menggunakan seni administrasi lain.
14
Menggunakan analogi
Disajikan sebuah pernyataan duduk perkara dan seni administrasi penyelesaiannya, akseptor didik dapat mendeskripsikan duduk perkara lain yang dapat diselesaikan dengan menggunakan seni administrasi tersebut dan menunjukkan alasannya.
15
Menyelesaikan secara terencana
Disajikan sebuah duduk perkara yang kompleks, akseptor didik dapat menyelesaikan duduk perkara secara bersiklus mulai dari input, proses, output, dan outcome-nya.
16
Mengevaluasi kualitas solusi
Disajikan sebuah pernyataan duduk perkara dan beberapa seni administrasi untuk menyelesaikan masalah, akseptor didik dapat: (1) menjelaskan dengan menerapkan seni administrasi tersebut, (2) mengevaluasi, (3) menentukan seni administrasi yang tepat, (4) memberi alasan mengapa seni administrasi itu paling tepat.
17
Mengevaluasi seni administrasi sistematika
Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa seni administrasi pemecahan duduk perkara dan prosedur, akseptor didik dapat mengevaluasi seni administrasi pemecahan duduk perkara berdasarkan prosedur yang disajikan.

REFERENSI

Gilbert, J.K. (2003). Chemical Education: Towards Research-Based Practice. USA: Kluwer Academic Publisher. 

Jeon, K. et al. (2005). The Effect of Thingking Aloud pair Problem Solving onHigh School Student’s chemistry problem solving performance and lisan interaction. Journal of Chemical Education. 82 (10).1558-1564. 

Krulik, Stephen & Rudnick, Jesse A. (1995). The New Sourcebook for Teaching Reasoning and Problem Solving in Elementary School. Needham Heights: Allyn & Bacon.

Morsound, D. (2005). Improving Math Education in Elementary School : A Short Book for Teachers. Oregon : University of Oregon. [online]. http://darkwing.uoregon.edu/.../ElMath.pdf.

Polya,G. (1973), How To Solve It, Second Edition. New Jersey: Princeton University Press.

Reys, R.E., et.al. (1989). Helping Children Learn Mathematics. New Jersey : Prentice Hall Inc.

Robinson, D. H. (2001). Profiles in research: Lyle V. Jones. Journal of Educational and Behavioral Statistics, 28, 389-394. 


0 Komentar untuk "SangGuru Keterampilan Pemecahan Masalah"

Back To Top