Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Pendekatan Pembelajaran : Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT)

Pendekatan Pembelajaran : Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT)

pembelajaran (Indrawati, 2011:2). Pendekatan merujuk pada pandangan perihal terjadinya suatu proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum. Pendekatan pembelajaran dapat secara teoritis mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran.

Deep dialogue dapat diartikan bahwa percakapan antar orang-orang (dialog) harus diwujudkan dalam relasi yang interpersonal, saling keterbukaan, jujur, dan mengandalkan kebaikan, sedangkan critical thinking yakni aktivitas berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan, dan mengambil keputusan secara sempurna dan melaksanakannya secara benar (Al-Hakim, 2009:19).

 Pendekatan pembelajaraan dapat diartikan sebagai sudut pandang kita terhadap proses SangGuru Pendekatan Pembelajaran : Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT)

Menurut Kamdi (2007:27), DDCT proses pembelajarannya dikonstruksikan untuk menerima pengetahuan dan pengalaman melalui dialog secara mendalam dan berfikir kritis, tidak saja menekankan keaktifan penerima pada aspek fisik, tetapi juga aspek intelektual, sosial, mental, emosional, dan spiritual.

Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT) merupakan suatu pendekatan yang dapat dikolaborasikan dengan banyak sekali metode dan taktik pembelajaran yang ada, misalnya taktik concept attaiment, cooperative learning, group investigation, social inquiry,dan value inquiry. Pendekatan DDCT ini dapat membantu guru untuk menimbulkan pembelajaran bermakna bagi siswa, alasannya yakni dalam pendekatan ini pembelajaran sebanyak mungkin terpusat pada siswa. Makara pendekatan ini siswa dilatih untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman, menemukan konsep, dan memecahkan permasalahan melalui dialog mendalam dan berpikir kritis dengan guru dan sesama siswa.

Dalam artikel Facione (2011), suatu materi bacaan atau soal yang diberikan harus mencangkup beberapa indikator yang diharapkan bisa menumbuhkan kemampuan berfikir kritis siswa,Indikator-indikator berfikir kritis tersebut antara lain:

  1. Interpretation    (menafsirkan),- untuk memahami dan mengungkapkan arti atau makna dari banyak sekali pengalaman, situasi, data, peristiwa, penilaian, konvensi, kepercayaan, aturan, prosedur, atau kriteria.
  2. Analysis (menganalisa),- untuk mengidentifikasi kebenaran dan menghubungkan antara pernyataan, pertanyaan, konsep, deskripsi, atau bentuk representasi lainnya yang dimaksudkan untuk mengekspresikan keyakinan, penilaian, pengalaman, alasan, informasi, atau pendapat.
  3. Evaluation (mengevaluasi),-untuk menilai kredibilitas pernyataan atau mendeskripsikan persepsi, pengalaman, situasi, penilaian, dogma atau pendapat orang lain; dan untuk menilai kekuatan logis dalam mengatakan relasi antara pernyataan, deskripsi, pertanyaan atau bentuk lain dari representasi.
  4. Inference (menyimpulkan),- untuk mengidentifikasi dan memastikan unsur-unsur yang diharapkan untuk menarik kesimpulan yang wajar; dalam bentuk dugaan atau hipotesis; mempertimbangkan info yang relevan dan berbagi konsekuensi yang ada dari data, laporan, penilaian, keyakinan, pendapat, konsep, pertanyaan, atau bentuk lain dari representasi.
  5. Explanation (menjelaskan),- sebagai kemampuan mempresentasikan dengan cara runtun atau berkesinambungan atas hasil dari penalarannya. Merupakan kemampuan menunjukkan seseorang suatu gambaran penuh dari daypikir yang berdasar atas kenyataan, konseptual dan pertimbangan-pertimbangan yang kontekstual dalam bentuk argumen yang meyakinkan. 
  6. Self-regulation (regulasi diri),- sadar diri untuk memantau atau mengawasi aktivitas kognitif yang ada, berkaitan dengan unsur-unsur yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan tersebut, dan hasil pengembangannya. Terutama dengan menerapkan keahlian dalam analisis, dan evaluasi berdasarkan kemampuan mempertanyakan, mengkonfirmasikan, atau memperbaiki hasil dari suatu penalaran.

Adapun ciri-ciri pembelajaran yang menggunakan DDCT yaitu:
a.    Siswa dan guru nampak aktif.
b.    Mengoptimalkan potensi intelegensi siswa.
c.    Berfokus pada mental, emotional, dan spiritual.
d.    Menggunakan pendekatan dialog mendalam dan berfikir kritis.
e.    Siswa dan guru dapat menjadi pendengar, pembicara, dan pemikir yang baik.
f.    Dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
g.    Lebih menekankan pada nilai, sikap, dan kepribadian.
Tag : Model Metode
0 Komentar untuk "SangGuru Pendekatan Pembelajaran : Deep Dialogue and Critical Thinking (DDCT)"

Back To Top