Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Aspek-aspek dalam Motivasi Belajar

Aspek-aspek dalam Motivasi Belajar

. Setiap orang memiliki harapan untuk melaksanakan suatu hal. Keinginan yang besar lengan berkuasa merupakan pendorong bagi seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dorongan pada diri seseorang untuk melaksanakan suatu kegiatan timbul karena adanya rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar atau lingkungannya. Dorongan yang timbul tersebut biasa disebut motivasi. Seperti yang diungkapkan oleh Hakim (2001:26) bahwa motivasi yaitu suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melaksanakan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam kegiatan belajar mengajar, biar prestasi mencar ilmu siswa meningkat dibutuhkan suatu motivasi atau pendorong biar anak tersebut lebih giat dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Ibrahim dan Syaodih (1996:28) bahwa motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya belajar. Tanpa motivasi hampir tidak mungkin siswa melaksanakan kegiatan belajar. Siswa yang sedang mencar ilmu selalu mempunyai tujuan-tujuan yang ingin dicapai dari belajarnya, sehingga ia mendapatkan motivasi atau dorongan untuk dapat mengarahkan kegiatan yang dilakukannya biar tercapai tujuan yang diharapkan. Hal tersebut sependapat dengan yang dikatakan oleh Sardiman (2005:72) bahwa motivasi muncul karena terangsang atau terdorong karena adanya unsur lain, dalam hal ini yaitu tujuan.

Menurut Sadirman (2005:75) menunjukkan motivasi kepada seorang siswa, berarti menggerakkan siswa untuk melaksanakan suatu atau ingin melaksanakan sesuatu. Untuk membangkitkan motivasi mencar ilmu siswa, guru sebaiknya menjelaskan bahan pelajaran dengan cara yang sistematis, bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti siswa. Seorang siswa melaksanakan kegiatan mencar ilmu dengan senang apabila bahan yang disampaikan guru menarik perhatian dan minatnya serta didasarkan  pada kebutuhan siswa, misalnya untuk meraih prestasi yang baik.

 Setiap orang memiliki harapan untuk melaksanakan suatu hal SangGuru Aspek-aspek dalam Motivasi Belajar


Motivasi mencar ilmu siswa dapat dilihat melalui sikap yang ditunjukkan siswa pada dikala pelaksanaan kegiatan mencar ilmu mengajar. Menurut Sudjana (1994:61) motivasi mencar ilmu siswa dapat dilihat dalam hal :

  1. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
  2. Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
  3. Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
  4. Rasa senang dalam mengerjakan peran dari guru
  5. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

Aspek-aspek dari motivasi mencar ilmu antara lain :

a.    Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran
Menurut Slameto (1995:57) minat yaitu kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seserorang, diperhatikan terus menerus yang disertai rasa senang. Sedangkan menurut Pasaribu dan Simanjuntak (1986:47) minat merupakan gejala kejiwaan yang berafiliasi dengan sifat subjek terhadap objek. Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat merupakan rasa suka yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek sehingga rasa suka tersebut menjadikan suatu kegiatan yang positif tanpa ada yang menyuruh.

Kegiatan belajar mengajar akan semakin efektif kalau siswa mempunyai minat dan perhatian terhadap pelajaran. Siswa yang mempunyai minat terhadap pelajaran akan terlibat aktif dalam kegiatan mencar ilmu mengajar. Djamarah dan Zain (1996:167) menyatakan bahwa dalam kegiatan mencar ilmu mengajar di kelas ada siswa yang sering minta ijin keluar dengan alasan yang dibuat-buat. Padahal siswa gotong royong malas mendapatkan pelajaran yang diberikan. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut memiliki minat dan perhatian yang rendah terhadap pelajaran. Siswa cenderung malas dan bosan untuk mengikuti atau mendapatkan pelajaran yang diberikan guru sehingga mereka mencari-cari alasan untuk tidak terlibat aktif dikala kegiatan mencar ilmu mengajar berlangsung.

b.    Semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
Setiap siswa diperlukan mempunyai semangat mencar ilmu yang tinggi baik di rumah maupun di sekolah karena semangat mencar ilmu siswa memegang peranan penting dalam belajar. Sesuai dengan pendapat Rohani dan Ahmadi (1995:11) salah satu fungsi motivasi yaitu untuk memberi semangat dan mengaktifkan penerima didik supaya tetap berminat belajar. Siswa yang memiliki semangat mencar ilmu yang tinggi ditunjukkan dalam banyak sekali kegiatan yang positif. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:51) siswa yang memiliki semangat mencar ilmu yang tinggi akan aktif bertanya kepada guru atau siswa lain apabila tidak memahami masalah yang dihadapinya. Ketika guru memberikan bahan pelajaran, siswa terkadang belum dapat eksklusif memahami apa yang disampaikan guru. Demikian pula apabila guru menunjukkan suatu peran kepada siswa dan siswa kurang paham wacana tugasnya. Siswa yang memiliki semangat mencar ilmu tinggi akan eksklusif bertanya kepada guru atau temannya yang lebih mengerti wacana bahan pelajaran yang telah dijelaskan oleh guru. Hal ini  juga berlaku apabila siswa merasa belum paham mengenai peran yang diberikan oleh guru. Bila siswa yang memiliki semangat mencar ilmu tinggi, biasanya selama mengerjakan tugas-tugas, ia akan eksklusif bertanya kepada guru atau kawannya wacana peran tersebut.

c.    Tanggung jawab siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya
Tanggung jawab siswa untuk mengerjakan tugas-tugas belajarnya juga penting dalam kegiatan mencar ilmu mengajar, alasannya yaitu tanpa adanya tanggung jawab maka tujuan mencar ilmu tidak akan tercapai dengan optimal. Dalam proses mencar ilmu mengajar guru berfungsi sebagai pembimbing dan pengarah siswa untuk belajar. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk membuatkan tanggung jawab yaitu dengan menunjukkan tugas-tugas kepada siswa. Tugas yang diberikan guru merupakan salah satu cara untuk menilai proses mencar ilmu siswa. Munculnya tanggung jawab karena ada kemauan untuk mencapai tujuan belajar.

Sesuai dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:90) bahwa kemauan merupakan tindakan mencapai tujuan belajar. Siswa dikatakan memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya bila mendapat peran untuk mengerjakan soal-soal dari guru, siswa tersebut mengerjakan sendiri tugasnya tanpa mencontoh pekerjaan kawannya. Menurut Djamarah (2000:76) ketika guru menunjukkan peran maka siswa eksklusif mengerjakan peran tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut mempunyai tanggung jawab yang tinggi terhadap peran yang diberikan oleh guru karena siswa merasa peran tersebut merupakan suatu kewajiban yang harus diselesaikan tanpa menunda waktu.

d.    Rasa senang dalam mengerjakan peran dari guru
Bagi siswa, peran dari guru terkadang merupakan suatu hal yang tidak menyenangkan. Hal tersebut bisa disebabkan karena peran tersebut terlalu banyak atau sulit bagi siswa, sehingga siswa merasa enggan mengerjakannya. Salah satu upaya guru untuk membangkitkan motivasi siswa dalam mengerjakan peran yang diberikan, guru harus membuat soal sesuai dengan kemampuan siswa dan peran tersebut menarik atau merupakan suatu hal yang gres bagi siswa sehingga timbul perasaan senang pada diri siswa untuk mengerjakan peran yang diberikan oleh guru.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:28) rasa senang siswa terhadap peran yang diberikan oleh guru dapat diwujudkan melalui partisipasi dalam mengerjakan peran tersebut. Apabila guru membentuk siswa dalam suatu kelompok mencar ilmu siswa eksklusif bergabung dalam kelompok belajarnya dan bersama-sama mengerjakan peran dari guru. Dalam kelompok mencar ilmu tersebut siswa tidak menggantungkan diri pada orang lain. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Djamarah (2000:162) yang menyatakan bahwa semua anggota kelompok seharusnya memiliki kesempatan untuk berpartisipasi menunjukkan dukungan pemikirannya.

e.    Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru
Proses interaksi antara guru dengan siswa dalam proses mencar ilmu mengajar dapat terjadi karena guru menunjukkan stimulus pada siswa dan siswa menunjukkan reaksi terhadap stimulus yang diberikan oleh guru. Menurut Rohani dan Ahmadi (1995:11) salah satu cara untuk menumbuhkan motivasi yaitu menunjukkan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada penerima didik. Sudjana (1992:61) berpendapat bahwa interaksi antara guru dengan siswa dapat dilihat dalam tanya jawab yang dilakukan oleh guru pada dikala kegiatan mencar ilmu mengajar berlangsung.

Demikian pula menurut Haryanto (1997:259) bahwa interaksi aktif dengan guru dapat dilihat pada dikala guru mengajar di depan kelas, siswa bertanya dan guru menjawab. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa reaksi siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru dapat dilihat bila guru bertanya kepada siswa kemudian siswa menunjukkan respon balik dengan menjawab pertanyaan dari guru, dan bertanya kepada guru apabila ada suatu hal yang belum dimengerti.

REFERENSI

Dimyati dan Moedjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Syaiful, B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Haryanto. 1997. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Ibrahim dan Syaodih, N. 1996. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Pasaribu dan Simandjuntak. 1986. Didaktik dan Metodik. Bandung : Tarsito.
Rohani, A., dan Ahmadi, A. 1995. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, N. 1992. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tag : Pendidikan
0 Komentar untuk "SangGuru Aspek-aspek dalam Motivasi Belajar"

Back To Top