Slavin (2005:215), mengemukakan bahwa kelas yaitu sebuah daerah kreatifitas kooperatif dimana guru dan murid membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari aneka macam pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing. Partisipasi aktif siswa sangat penting, terutama untuk membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yang mereka kerjakan. Pada proses ini kelompok dijadikan sebagai sarana sosial untuk menentukan tujuan. Slavin (2005:215), menjelaskan bahwa rencana kelompok yaitu salah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa. Beberapa tipe pembelajaran kooperatif dirancang sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan peran khusus dalam menyelesaikan seluruh peran dan mempertanggungjawabkan peran khusus tersebut dalam kelompoknya. Tipe pembelajaran ibarat ini yaitu group investigation.
Investigasi atau penyelidikan merupakan acara pembelajaran yang menunjukkan kemungkinan bagi siswa untuk menyebarkan pemahaman siswa melalui aneka macam acara dan hasil yang diharapkan sesuai dengan perkembangan yang dilalui siswa. Makara investigasi yaitu proses penyelidikan yang dilakukan seseorang, dan mengkomunikasikan hasil penyelidikannya, serta dapat membandingkannya dengan orang lain, karena dalam investigasi hasil pemecahan persoalan lebih dari satu. Kegiatan diskusi di kelas akan menghasilkan aneka macam alternatif tanggapan dan argumentasi yang berdasar pada pengalaman siswa.
Group investigation (investigasi kelompok) yaitu model berguru kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok secara heterogen dilihat dari perbedaan kemampuan dan latar belakang yang berbeda baik dari segi gender, etnis, dan agama untuk melaksanakan investigasi terhadap suatu topik (Eggen dan Kauchak dalam Harisantoso, 2005:2). Sedangkan menurut Sharan (dalam Slavin, 1995:11), group investigation merupakan suatu perencanaan pengorganisasian kelas secara umum dimana siswa bekerja dalam kelompok kecil mengutamakan kooperatif inkuiri, diskusi kelompok, dan perencanaan kooperatif dan proyek. Hal yang membedakan group investigation dengan tipe pembelajaran kooperatif lainnya yaitu group investigation melibatkan kemampuan para siswa untuk mempelajari melalui investigasi atau penyelidikan.
Menurut Thelen (dalam Sumarsih, 2003:12), berpendapat bahwa pembelajaran akan lebih aktif jikalau siswa dilibatkan dalam mencari dan menyelesaikan berberapa pertanyaan atau masalah. Selain itu pembelajaran lebih bermakna dikala diikuti dalam konteks sosial dan group investigation menunjukkan kesempatan pada penerima didik untuk mengikuti pertanyaan bermakna dalam kelompok dan sobat sebayanya. Belajar bermakna akan mempermudah pemahaman siswa karena siswa dilatih untuk menangkap setiap isu yang diperoleh kemudian dikaitkan dengan konsep-konsep yang dimiliki sebelumnya sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Menurut Winataputra (1994:34-35), di dalam model group investigation terdapat tiga konsep utama yaitu sebagai berikut.
a. Penelitian (inquiry)
Penelitian yaitu proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkannya pada masalah. Pada proses ini siswa memasuki situasi dimana mereka menunjukkan respon terhadap persoalan yang mereka rasakan perlu dipecahkan. Masalah itu sendiri dapat timbul dari siswa atau diberikan oleh pengajar.
b. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa lahir tapi diperoleh dari individu melalui dan dari pengalamannya secara pribadi maupun tidak langsung.
c. Dinamika berguru kelompok (the dynamics of the learning group)
Dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama. Dalam interaksi ini melibatkan aneka macam ilham dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.
a. Penelitian (inquiry)
Penelitian yaitu proses dimana siswa dirangsang dengan cara menghadapkannya pada masalah. Pada proses ini siswa memasuki situasi dimana mereka menunjukkan respon terhadap persoalan yang mereka rasakan perlu dipecahkan. Masalah itu sendiri dapat timbul dari siswa atau diberikan oleh pengajar.
b. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan yaitu pengalaman yang tidak dibawa lahir tapi diperoleh dari individu melalui dan dari pengalamannya secara pribadi maupun tidak langsung.
c. Dinamika berguru kelompok (the dynamics of the learning group)
Dinamika kelompok menunjuk pada suasana yang menggambarkan sekelompok individu saling berinteraksi mengenai sesuatu yang sengaja dilihat atau dikaji bersama. Dalam interaksi ini melibatkan aneka macam ilham dan pendapat serta saling tukar pengalaman melalui proses saling berargumentasi.
Guru bertindak sebagai fasilitator dikala investigasi kelompok diterapkan. Guru berkunjung pada masing-masing kelompok, melihat bahwa siswa bisa mengatur kerja mereka, membantu menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam interaksi kelompok dan juga pelaksanaan tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan topik permasalahan yang diberikan. Group investigation harus diubahsuaikan dengan pengetahuan yang dimiliki siswa sedangkan dalam acara kelompok hendaknya guru menunjukkan pengarahan yang seminimal mungkin semoga siswa lebih aktif dan dapat menyebarkan kreativitasnya.
Unsur-unsur model group investigation yaitu sebagai berikut.
Unsur-unsur model group investigation yaitu sebagai berikut.
a. Sintakmatik
Menurut Slavin (2005:218-220), dalam group investigation, siswa bekerja melalui enam tahapan yaitu sebagai berikut.
1) Tahap 1: mengidentifikasi topik dan mengorganisasi siswa dalam kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut.
Menurut Slavin (2005:218-220), dalam group investigation, siswa bekerja melalui enam tahapan yaitu sebagai berikut.
1) Tahap 1: mengidentifikasi topik dan mengorganisasi siswa dalam kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Siswa membaca sepintas sumber, tujuan topik, dan mengkategorikan saran.
- Siswa gotong royong kelompok mempelajari topik yang ditentukan.
- Komposisi kelompok didasarkan pada minat dan keheterogenan.
- Guru membantu dalam pengorganisasian pengumpulan isu dan fasilitas.
2) Tahap 2: merencanakan peran yang akan dipelajari
Secara gotong royong anggota kelompok merencanakan peran belajar, yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita belajar? Siapa yang melaksanakan apa (pembagian tugas)? Untuk tujuan atau sasaran apa kita menginvestigasi topik ini?
Secara gotong royong anggota kelompok merencanakan peran belajar, yaitu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang kita pelajari? Bagaimana kita belajar? Siapa yang melaksanakan apa (pembagian tugas)? Untuk tujuan atau sasaran apa kita menginvestigasi topik ini?
3) Tahap 3: melaksanakan investigasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi, menganalisa data, dan mencapai kesimpulan.
- Masing-masing anggota kelompok menunjukkan kontribusi pada usaha kelompok.
- Masing-masing anggota kelompok mempertukarkan, mendiskusikan, mengklarifikasi, dan mensintesis ide-ide.
4) Tahap 4: mempersiapkan laporan selesai dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Anggota kelompok menentukan isu esensial dari proyek mereka.
- Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
- Kelompok mewakili bentuk suatu komite pelaksana untuk mengkoordinasikan rencana presentasi.
5) Tahap 5: mempresentasikan laporan selesai dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Presentasi dibuat untuk seluruh kelas dalam aneka macam bentuk.
- Bagian dari presentasi secara aktif melibatkan pendengar.
- Pendengar mengevaluasi kejelasan, dan mempertimbangkan presentasi sesuai dengan kriteria yang ditentukan sebelumnya oleh seluruh kelas.
6) Tahap 6: evaluasi dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Siswa menunjukkan umpan balik wacana topik permasalahan yang telah diselesaikan, yaitu wacana apa yang mereka kerjakan, dan wacana pengalaman afektif mereka.
- Guru dan siswa berafiliasi dalam mengevaluasi berguru siswa.
- Penilaian berguru harus mengevaluasi tingkat pemikiran yang lebih tinggi.
b. Sistem sosial
Sistem sosial yang berlaku dalam model ini yaitu pembentukan kelompok dengan kondisi siswa yang heterogen dan demokratis. Siswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi terbuka. Selain itu siswa juga diajarkan untuk berani mengemukakan pendapatnya di hadapan umum.
c. Prinsip reaksi
Pengajar lebih berperan sebagai fasilitator dan konselor yang menunjukkan kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap dapat dijelaskan sebagai berikut.
Sistem sosial yang berlaku dalam model ini yaitu pembentukan kelompok dengan kondisi siswa yang heterogen dan demokratis. Siswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dalam diskusi terbuka. Selain itu siswa juga diajarkan untuk berani mengemukakan pendapatnya di hadapan umum.
c. Prinsip reaksi
Pengajar lebih berperan sebagai fasilitator dan konselor yang menunjukkan kritik yang bersahabat. Dalam kerangka ini pengajar seyogyanya membimbing dan mencerminkan kelompok melalui tiga tahap dapat dijelaskan sebagai berikut.
- Tahap pemecahan masalah, berkenaan dengan proses menjawab pertanyaan, apa yang menjadi hakikat dan fokus masalah.
- Tahap pengelolaan kelas, berkenaan dengan cara mengorganisasi kelompok semoga memperoleh informasi.
- Tahap pemaknaan secara perorangan, berkenaan dengan proses pengkajian cara yang dilakukan kelompok dalam menghayati tanggapan yang diperoleh sampai kriteria yang didapatnya dalam bersaing dengan kelompok lain.
d. Sistem pendukung
Suasana kelas yang berupa diskusi kelompok dan sarana pendukung yang diharapkan untuk melaksanakan model ini yaitu lembar kerja siswa (LKS).
Suasana kelas yang berupa diskusi kelompok dan sarana pendukung yang diharapkan untuk melaksanakan model ini yaitu lembar kerja siswa (LKS).
e. Dampak pengiring
Dampak pengiring dari penerapan model pembelajaran group investigation yaitu sebagai berikut.
- Berani menyumbangkan ilham untuk memecahkan permasalahan kelompok,
- Siswa berguru menghargai pendapat teman.
- Meningkatkan kerja sama antar siswa dengan membantu sobat dalam kelompok untuk memahami meteri dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
- Saling memberi dorongan pada sobat untuk maju.
- Mengemban tanggung jawab untuk mengelola dan saling memeriksa hasil kerja sobat dalam kelompok.
- Mengurangi tingkat kesenjangan sosial siswa dikelas, siswa yang pandai menyadari bakat yang dimilikinya untuk mau membaginya kepada siswa lain.
f. Dampak instruksional
Dampak intruksional yang diperoleh dari model pembelajaran group investigation ini, yaitu:
1) Siswa lebih memahami dan menguasai bahan yang telah diberikan
2) Siswa bisa memecahkan dan menyelesaikan soal dari bahan yang dipelajari.
Dampak intruksional yang diperoleh dari model pembelajaran group investigation ini, yaitu:
1) Siswa lebih memahami dan menguasai bahan yang telah diberikan
2) Siswa bisa memecahkan dan menyelesaikan soal dari bahan yang dipelajari.
Suatu model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan model group investigation. Menurut Eggen dan Kauchak (dalam Harisantoso, 2005:3), kelebihan model group investigation yaitu sebagai berikut.
- Memungkinkan siswa untuk secara aktif melaksanakan investigasi terhadap suatu topik, alasannya yaitu group investigation memfokuskan pada investigasi terhadap suatu topik atau konsep.
- Group investigation menyediakan kesempatan kepada siswa untuk membentuk atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan bermakna.
- Group investigation efektif dalam membentuk siswa untuk berafiliasi dalam kelompok dengan latar belakang berbeda (misalnya kemampuan, gender, dan etnis).
- Group investigation menyediakan konteks sehingga siswa dapat berguru mengenai dirinya dan orang lain.
Kekurangan group investigation yaitu setiap kelompok mendapatkan bahan yang berbeda-beda sehingga dapat terjadi kemungkinan setiap kelompok hanya memahami bahan yang sudah diterimanya. Untuk mengatasi hal ini, dilakukan dukungan lembar kerja siswa keseluruhan siswa sebelum pembelajaran dimulai dengan bahan sesuai dengan yang dipresentasikan kelompok tersebut.
REFERENSI
Harisantoso, John. 2005. Pendekatan kooperatif model group investigation suatu analisis pengantar. Edusaintek. Vol 1, No 1, P 1-8.
REFERENSI
Harisantoso, John. 2005. Pendekatan kooperatif model group investigation suatu analisis pengantar. Edusaintek. Vol 1, No 1, P 1-8.
Slavin, R. E. 1995. Cooperatif Learning, Theory, Research, and Practice. Second Edition. Boston: Ally Mand Bacon Publisher.
Winataputra, U.S. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud
Slavin, R.E. 2005. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik). Bandung: Nusa Media.
Tag :
Model Metode
0 Komentar untuk "SangGuru Model Pembelajaran Kooperatif : Tipe Group Investigation"