Artikel Dunia Pendidikan

SangGuru Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning)

Pengertian Model Pembelajaran Generatif

. Model pembelajaran generatif yaitu model pembelajaran, dimana penerima berguru aktif berpartisipasi dalam proses berguru dan dalam mengkontruksi makna dari isu yang ada disekitarnya berdasarkan pengetahuan awal dan pengalaman yang dimiliki penerima didik (Osborne dan Witrock, dalam Sudyana et. al., 2007: 1080). Menurut Baharudin, (2010:128) generative learning merupakan model yang menekankan pada integrasi yang aktif antara materi atau pengetahuan gres yang diperoleh dengan skemata. Dengan menggunakan model generative learning diharapkan siswa menjadi lebih melaksanakan proses pembiasaan ketika menghadapi stimulus baru. Selain itu, sebagai model pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme, generatif learning juga berfokus pada keterlibatan dan partisipasi siswa secara aktif dalam proses berguru sebagai tujuan utama dalam proses berguru (Pannen, 2001:83). Sehingga dapat disimpulkan model pembelajaran generatif yaitu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian secara aktif antara pengetahuan awal dengan pengetahuan gres yang dimiliki siswa melalui peran aktifnya dalam pembelajaran.


Model pembelajaran generatif terdiri atas empat tahap pembelajaran yaitu: eksplorasi, pemfokusan, tantangan, dan penerapan konsep atau aplikasi. Melalui penerapan model pembelajaran generatif diharapkan siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran sehingga memiliki pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan untuk membangun pengetahuannya secara mandiri. Dengan menghubungkan pengetahuan awal (prior knowledge) yang telah dimiliki sebelumnya dengan konsep yang dipelajari, balasannya siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya yang gres (Wena, 2010:183).

Model pembelajaran generatif berbasis pada pandangan konstruktivisme yang intinya bahwa pebelajar mengkontruksi pengetahuan sainsnya sendiri dalam lingkungan berguru konstruktivis (Mardana, 2001: 51). Menurut Trianto (2012: 74) aliran konstruktivisme menghendaki bahwa pengetahuan dibentuk sendiri oleh individu dan pengalaman merupakan kunci utama dalam berguru bermakna dan berguru bermakna tidak akan terwujud hanya dengan mendengarkan ceramah atau membaca buku wacana pengalaman orang lain, tetapi melalui pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya.

Model pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada teori-teori berguru konstruktivisme. Nur dan Katu (dalam Holil, 2008) Butir-butir penting dari pandangan berguru menurut teori konstruktivisme diantaranya adalah:


  1. Menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jikalau konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melaui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memahami informasi-informasi baru.
  2. Seseorang berguru jikalau ia bekerja dalam zona perkembangan terdekat, yaitu tempat perkembangan sedikit diatas tingkat perkembangannya ketika ini. Seseorang berguru konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona tersebut. Seseorang bekerja pada zona perkembangan terdekatnya jikalau mereka terlibat dalam peran yang tidak dapat mereka selesaikan sendiri tetapi dapat menyelesaikannya jikalau dibantu sedikit dari sahabat sebaya atau orang dewasa.
  3. Penekanan pada prinsip scaffolding, yaitu pemeberian dukungan tahap demi tahap untuk berguru dan pemecahan masalah. Dukungan itu sifatnya lebih terstuktur pada tahap awal, dan kemudian secara bertahap mengalihkan tanggung jawab berguru tersebut kepada siswa untuk bekerja atas isyarat dari mereka sendiri. Jadi, siswa sebaiknya eksklusif saja diberika peran kompleks, sulit, dan realistik kemudian dibantu menyelesaikan peran kompleks tersebut dengan menerapkan Scaffolding.
  4. Lebih menekankan pada pengajaran top-down dari pada bottom-up. Top-down berarrti siswa eksklusif mulai dari masalah-masalah kompleks, utuh, dan autentik untuk dipecahkan. Dalam proses pemecahan problem tersebut, mahasiswa mempelajari keterampilan-keterampilan dasar yang diharapkan untuk memecahkan problem kompleks tadi dengan derma guru atau sahabat sebaya yang lebih mampu.
  5. Menganut asumsi sentral bahwa berguru itu ditemukan. Meskipun jikalau kita memberikan isu kepada siswa, tetapi mereka harus melaksanakan operasi mental atau kerja otak atas isu tersebut untuk membuat isu itu masuk kedalam pemahaman siswa. 

Tahapan Model Pembelajaran Generatif

Model pembelajaran generatif terdiri dari empat tahap pembelajaran yaitu: pendahuluan atau eksplorasi, pemfokusan, tantangan atau tahap pengenalan konsep, dan penerapan konsep.

a.    Eksplorasi
Tahap pertama yaitu tahap eksplorasi. Pada tahap eksplorasi guru membimbing siswa untuk melaksanakan eksplorasi terhadap pengetahuan, pandangan gres atau konsepsi awal yang diperoleh dari pembelajaran pada tingkat sebelumnya. Untuk mendorong siswa semoga dapat melaksanakan eksplorasi, guru dapat menunjukkan stimulus berupa penulusuran terhadap suatu permasalahan yang dapat menunjukkan data dan fakta yang terkait dengan konsepsi yang akan dipelajari. Pada proses pembelajaran ini guru berperan menunjukkan dorongan, bimbingan, memotivasi, dan menunjukkan isyarat semoga siswa mau  dan dapat mengemukakan  pendapat/ide/hipotesis. 

b.    Pemfokusan
Tahap kedua yaitu tahap pementingan atau pengenalan konsep atau interverensi. Pada tahap pementingan siswa melaksanakan pengujian hipotesis melalui acara laboratorium atau dalam pembelajaran yang lain. Pada tahap ini guru bertugas sebagai fasilitator yang menyangkut kebutuhan sumber, memberi bimbingan dan arahan, dengan demikian para siswa dapat melaksanakan proses sains. 

c.    Tantangan
Tahap ketiga yaitu tahap tantangan. Dalam tahap ini siswa berlatih untuk berani mengeluarkan ide, kritik, berdebat, menghargai pendapat sahabat dan menghargai adanya perbedaan di antara pendapat teman. Pada ketika diskusi guru berperan sebagai moderator dan fasilitator semoga jalannya diskusi dapat terarah. Sehingga diharapkan melalui didiskusi terjadi proses tukar pengalaman diantara siswa.

d.    Penerapan
Tahap keempat yaitu tahap penerapan. Pada tahap ini siswa diajak untuk memecahkan problem dengan menggunakan konsep barunya atau konsep benar dalam situasi gres yang berkaitan dengan hal-hal praktis dalam kehidupan sehari hari. (Wena, 2010:178-180).

REFERENSI

Baharudin dan Wahyuni, S. N. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.

Holil, A. 2008. Pembelajaran Generatif (MPG) [on line].

Mardana, I. B. P. 2001. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Fisika di SMUN 3 Singaraja Melalui Implementasi Model Pembelajaran Generatif. Aneka Widya IKIP Negeri Singaraja, No. 2. TH. XXXIV: 48-58.

Sudjana, N. 2012. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Rineka Cipta.

Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.
Tag : Model Metode
0 Komentar untuk "SangGuru Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning)"

Back To Top